Selasa, November 22

-tetangga baruku mbak lina-

berawal ketika Ketika
itu aku belum begitu
kenal dengan
tetanggaku itu tapi aku
sudah mendengar dari
isteriku bahwa
tetanggaku isterinya
cantik dan putih
walaupun badannya
agak besar sedikit. Aku
jadi penasaran ingin
tahu seberapa cantik
tetanggaku itu. Pada
suatu Riani kamipun
bertemu dan berkenalan
dengan suami dan isteri
tetanggaku mereka
bernama Mas Andre dan
Mbak Lina. Mbak Lina
masih muda sekali
bahkan lebih muda dari
aku beberapa tahun.
Kamipun menjadi akrab.
Mas Andre memiliki
usaha sendiri di bidang
accu mobil dan motor di
dekat rumah
mertuanya yang cukup
jauh dari tempat tinggal
kami. Mas Andre selalu
berangkat pagi dan
pulang maghrib. Karena
sudah terlalu akrab aku
dan isteriku sering
nonton TV di rumah
mereka, maklumlah
kami masih baru
menikah jadi belum
punya barang apa-apa
hanya lemari plastik,
ranjang dan peralatan
dapur bahkan kami
masih sama-sama
kuliah. baca cerita
dewasa panas ini.
Karena saking akrabnya
aku sudah tidak
sungkan lagi untuk
masuk ke rumah
mereka. Pada suatu
siang, ketika isteriku
sedang pergi kuliah dan
aku sendirian di rumah
aku bertandang ke
rumah tetanggaku
untuk nonton TV.
Kebetulan di rumahnya
hanya ada Mbak Lina
dan anaknya yang baru
berumur 2 tahun.
Sewaktu nonton TV
kami mengomentari
tentang film yang
kebetulan tentang
percintaan. Semakin
asyik mengobrol isteri
tetanggaku
menanyakan tentang
bagaimana hubungan
sex.. tadinya aku kaget
sewaktu dia bicara
tentang sex, lalu aku
beranikan diri untuk
menanyakan bagaimana
hubungan sex mereka.
Mbak Lina bilang bahwa
dia belum pernah
merasakan enaknya
hubungan sex karena
suaminya tidak pernah
melakukan pemanasan.
Lalu aku berlagak
banyak pengalaman
memberikan petunjuk
dia senang sekali
mendengarnya. Ketika
itu Mbak Lina sedang
menyusui anaknya lalu
aku goda dia dengan
gurauan yang berbau
sex dan aku goda juga
anaknya dengan
memegang payudara
Mbak Lina untuk
melepaskan pentilnya
dari mulut anaknya
seolah-olah aku
melarangnya menyusu
lagi karena memang
anaknya sudah terlalu
besar untuk menyusui.
Ternyata Mbak Lina
diam saja, setelah itu
dia menyuruh anaknya
main keluar. Setelah
anaknya pergi aku
beranikan diri untuk
mendekatinya dan
memeluknya, tanpa
berfikir panjang aku
langsung mengecup
bibirnya dan kami
berciuman, ternyata
Mbak Lina membalas
ciumanku dengan
erangannya yang
merangsang.
Lama kami saling
berpagut ciuman hingga
Mbak Lina mengerang
seperti keenakan
kemudian aku mainkan
payudaranya yang
besar dan aku mainkan
pentilnya dengan jari-
jemariku. Sebelumnya
dia sudah bilang bahwa
vaginanya sudah basah
dari sewaktu kami
ngobrol tentang sex.
Kemudian setelah puas
kami berciuman aku
bimbing Mbak Lina untuk
tiduran dan aku beralih
posisi di atas badannya.
Kamipun berciuman lagi
sambila aku tekan
tonjolan penisku yang
sudah menegang di balik
celanaku. Aku gesek-
gesekkan penisku di
vaginanya dengan
masih memakai pakaian
lengkap. Tentu saja
Mbak Lina semakin liar
merasakan rangsangan
yang aku timbulkan di
daerah kemaluannya.
Rasanya aku sudah
tidak dapat menahan
penisku lagi yang sudah
begitu menegang dan
ingin rasanya aku
masukkan ke dalam
lubang vaginanya.
Tiba-tiba aku
mendengar suara ketuk
pintu, kemudian aku
hentikan ciumanku dan
kami saling menatap
dengan penuh kesal dan
sedikit marah karena
mengganggu kami yang
sedang nikmatnya
memadu kasih. Aku
tidak dapat
meneruskan ciuman lagi
dan tanpa fikir panjang
aku langsung pulang
dengan hati kecewa dan
penisku masih
menegang 100%, aku
semakin gelisah karena
tidak dapat
menyalurkan gairah
sexku lagi. Kemudian
Aku ke kamar mandi
dan mencoba
mengingat kembali
peristiwa tadi dengan
Mbak Lina sambil aku
bermasturbasi. Tiba-
tiba terdengar suara
orang mandi di rumah
kontrakan sebelahku,
kemudian aku melongok
dan kulihat seorang
gadis cantik, putih
mulus sedang mandi
telanjang bulat. Aku
berhayal lagi hingga
akhirnya aku bisa
menyalurkan sexku
lewat masturbasi.
Setelah kejadian itu aku
tidak memiliki waktu
lagi untuk berduaan
dengan Mbak Lina
karena selain isteriku
sering di rumah akupun
sibuk dengan kuliahku.
Setelah beberpa bulan
kami tinggal di rumah
kontrakan tersebut
kamipun pindah rumah.
Dengan sedikit berat
hati Mbak Lina
melepaskan kami
pindah rumah, tetapi
aku masih menitipkan
beberapa barang di
rumahnya karena tidak
muat dalam mobil.
Seminggu kemudian aku
datang siang Riani ke
rumah Mbak Lina untuk
mengambil barangku.
Kebetulan Mbak Lina
sedang berduaan
dengan anaknya. Pikiran
kotorku mulai muncul,
“Inilah saatnya aku bisa
bermain cinta
dengannya”. Setelah
mengobrol beberapa
saat aku memberikan
uang kepada anaknya
dan menyuruhnya jajan
di luar. Kesempatan itu
tidak aku sia-siakan,
setelah anaknya pergi
aku langsung
menciuminya dan diapun
membalasnya bahkan
dengan erangan yang
lebih liar dari
sebelumnya.
Sambila berciuman
tanganku langsung
kuarahkan ke dalam
celana dalamnya dan
memainkan gundukkan
rambut kemaluannya
dengan mengelus-
elusnya. Kemudian
mulutku beralih ke
gundukan dua bukit
yang menggemaskan.
Kumainkan lidahku di
sekitar puting sambil
tanganku tetap bermain
di lubang kemaluannya.
Mbak Lina tidak dapat
menahan seranganku
karena rangsangan
yang aku berikan
membuatnya semakin
mengerang dan
memelukku erat-erat.
Aku buka resluiting
celana jeansku
kemudian tangan Mbak
Lina ku bimbing untuk
memainkan penisku
yang sudah mulai
tegang. Dengan
lembutnya Mbak Lina
mengelus dan
mengocok penisku.
Keruan saja semakin
lama penisku semakin
tegang keras, dan
rangsangan yang
timbulkannya
membuatku ingin
sesegera mungkin
memasukkannya ke
liang kenikmatan Mbak
Lina.
Kami berdua sudah
tidak dapat menahan
rangsangan lagi
selanjutnya aku
berjongkok untuk
membuka celana
pendek dan celana
dalamnya. Kami sempat
saling bertatapan
seolah-olah sudah tidak
bisa membendung lagi
gairah yang muncul dan
ingin secepatnya
memasukkan rudalku
ke lubang kemaluannya.
Dengan hanya
membuka setengah
celana jeansku sebatas
dengkul aku mulai
mengambil alih posisi di
atasnya. Untuk
memberikan sensasi
yang lebih aku gesekkan
penisku di kemaluan
Mbak Lina sehingga
membuat Mbak Lina
tidak kuat menahan
rasa geli. Lama aku
menggesek-gesekan
penisku di atas lubang
kemaluannya hingga
aku lihat Mbak Lina
sudah tidak tahan lagi,
kemudian kau
masukkan rudalku ke
lubang kemaluan Mbak
Lina yang wangi.
Perlahan aku tusuk
rudalku dan Mbak Lina
membuka lebar-lebar
kakinya agar
memudahkan rudalku
masuk ke lubang
kewanitaannya.
Perlahan tapi pasti
kejantananku
memasuki lubang
kenikmatan Mbak Lina
dan eranganpun keluar
dari mulut Mbak Lina
yang semakin liar:
“Oohh.. ohh Mas.. enak”.
Sambil memegang
panggul dan pantatku
Mbak Lina membantuku
memasukkan dan
mengeluarkan penisku
dari lubang
kemaluannya. Pada saat
rudalku menusuk Mbak
Lina menekan pantatku
sehingga seluruh
penisku masuk
semuanya ke dalam
lubang kenikmatan
tersebut sambil aku
putar pantatku.
“Oohh enak Mas.. terus..
Mas terus.. yang cepet
ooh.. enak”.
Vagina Mbak Lina
memang kuakui
sangatlah lain dan
memiliki daya tarik dan
daya rangsangan yang
tinggi. Sewaktu aku
menarik dan
memasukkan penisku
ke dalam kemaluannya
sensasi yang aku
terima begitu dasyat
sekali karena dinding
vaginanya menyempit
ketika penisku masuk
dan memijit-mijit
batang penisku, ini
sensasi yang baru
buatku. Begitu
nikmatnya vagina Mbak
Lina, selain batang
penisku dipijit-pijit oleh
dinding vaginanya juga
penisku serasa disedot
setiap kali penisku di
dalam vaginanya.
Walaupun ukuran
penisku standar tidak
seukuran orang bule
tapi sensasi lubang
vagina Mbak Lina
seakan-akan
menyempit. Kami
berdua saling
mengerang kenikmatan,
terlebih-lebih aku karena
nikmatnya yang tiada
tara.
Peluh keringat terus
mengucur dan Mbak Lina
masih tahan dengan
gempuran rudalku.
Kepala Mbak Lina
semakin bergerak ke kiri
dan ke kanan sambil
terus tidak henti-
hentinya mengerang
dengan mata tetap
tertutup merasakan
kenikmatan gesekan
rudalku. Aku ingin
berganti posisi di bawah
untuk menambah
sensasi tapi Mbak Lina
menolaknya karena
takut dia tidak
mendapatkan orgasme
yang sebentar lagi akan
datang. Dengan kecewa
aku menuruti
kemauannya walaupun
aku merasa dengan
posisinya di atas
kenikmatan yang luar
biasa akan kami peroleh.
Aku semakin
mempercepat
gerakanku dengan maju
mundur. Semakin cepat
gerakkanku semakin
aku merasakan ledakan
akan keluar dari dalam
tubuhku. Aku tidak
tahan lagi dengan
sensasi yang diberikan
oleh lubang
kemaluannya Mbak Lina
yang dasyat itu, maka
aku merasakan
orgasmeku akan
datang.
“Mbak enak banget..
ohh.. aku sampe nggak
tahan nih.. ohh enak”
“Ohh Mas eenaak..
sekali.. terus Mas..
terus.. oohh.. hmm” aku
semakin tidak tahan
dengan erangannya
yang membuatku
semakin bernafsu.
“Ohh Mbak aku mau
keluar Mbak.. bareng
Mbak”..
“Oohh aku juga..
enak.terus.yang
kenceng Mas.. ohooh..
Mas aku keluaarr..
hmm”
“Aku juga Mbak.. oohh..
aku keluar Mbak”.
Lalu aku muncratkan
spermaku di dalam
vaginanya sambil aku
peluk dia dan kukulum
bibirnya yang mungil dan
kami saling berpagutan
berciuman merasakan
kenikmatan yang
sedang berlangsung.
Semakin kencang
spermaku keluar
semakin kencang aku
mencium dan menyedot
bibirnya yang tentu saja
membuatnya semakin
menyedot pula dan
mencengkeram serta
memelukku erat karena
tidak tahan dengan
nikmatnya orgasme.
Kami berdua sama-
sama lemas dan masih
merasakan sisa
kenikmatan yang
terakhir. Sambil masih
terus berciuman dan
rudalku masih
menancap di lubang
kemaluannya. Denyutan
dari dinding kewanitaan
Mbak Lina masih bisa
aku rasakan di batang
rudalku yang begitu
nikmatnya.
“Aku senang Mas bisa
ngeseks sama Mas,..
aku nggak nyesel kok”
katanya sewaktu kami
masih berpelukan.
“Aku juga seneng Mbak..
enak banget.. abis
memek Mbak legit sih..
he he.. ” candaku
“Mas bisa aja ah.. ”
sambil mencubit
pinggangku Mbak Lina
menunduk malu dan
senang dengar pujianku.
kemudian kami
membersihkan diri
bersama-sama dan
setelah itu berciuman
lagi sambil berpelukan.
Lama kami berpelukan
sampai pada akhirnya
aku pamitan karena
takut suaminya pulang
atau tetangga yang lain
akan curiga. Dengan
pandangan mata yang
sendu Mbak Lina
melepas aku pergi, aku
tahu bahwa sebetulnya
dia masih menginginkan
penisku untuk
dimasukkan ke dalam
lubang kemaluannya lagi
tapi karena sesuatu hal
dia mengerti tidak
mungkin melakukannya
lagi.
Ini adalah pengalaman
yang tidak bisa aku
lupakan karena sampai
saat ini belum pernah
aku merasakan vagina
yang senikmat Mbak
Lina. Sebenarnya aku
ingin sekali mencicipi
vaginanya Mbak Lina
tapi setelah kejadian itu
kami tidak pernah
bertemu lagi karena
rumahku dan rumahnya
berjauhan, selain itu aku
dengar bahwa mereka
juga telah pindah rumah
ke orangtuanya. Berita
yang terakhir aku
dengar bahwa suami
Mbak Lina, yaitu Mas
Andre menikah lagi jadi
Mbak Lina di madu dan
Mbak Lina semakin
kesepian saja.
Demikianlah sepenggal
pengalamanku yang
sangat mengasyikkan.
Bila ada tante-tante
atau cewek-cewek ABG
yang hipersex atau
butuh pasangan seks
bisa menghubungiku
dan akan aku berikan
sensasi yang dahsyat
yang tidak dapat
dilupakan.

Tidak ada komentar: