Jumat, November 25

Kisah ini merupakan
pengalaman pribadiku
sendiri. Namaku Andrie,umur
23 tahun waktu itu.Aku baru
saja berkenalan dengan
seorang gadis yang berumur
23 tahun juga. Aku bekerja
di perusahaan swasta di
Jakarta, sedang dia bekerja
di sebuah Rumah Sakit
swasta. Namanya Yuni.
Aku baru berkenalan
dengannya sekitar 2 bulan.
Waktu awal kenalan,aku
tidak pernah mampir
kerumahnya. Kami hanya
bertemu diluar saja dan
ngobrol-ngobrol saja. Tapi
lantaran perasaan kami yang
semakin akrab,maka suatu
kali aku mampir juga
kerumahnya, sekaligus
berkenalan dengan
keluarganya. Yuni punya
seorang ibu tiri yang
umurnya sekitar 38 tahun
dan dua orang kakak
perempuan,yang tertua
namanya Linda, umurnya 28
tahun dan yang nomor dua
namanya Shinta umurnya 26
tahun. Walaupun ibunya ibu
tiri,tapi sangat baik. Mereka
tinggal 3 orang satu rumah.
Sedang kakaknya yang
pertama sudah
menikah,belum punya anak
dan tinggal ditempat lain.
Hubungan mereka
sekeluarga sangat akrab.
Keluarganya ramah
terhadapku.
Waktu kedatanganku yang
pertama aku cuma duduk
bdiruang tamu.Kedatanganku
yang selanjutnya aku sudah
biasa aja dirumahnya. Aku
sudah bisa masuk keruangan
yang lainnya. Suatu kali aku
masuk kekamar Yuni,didalam
kami ngobrol-ngobrol aja.
Jarak antara kami makin
dekat. Kupegang
tangannya,kemudian
perlahan-lahan kudekatkan
wajahku kepadanya.Kami
saling berciuman.Kulumat
bibirnya yang berwarna
kemerah-merahan dan Yuni
membalas ciumanku. Cukup
lama kami berciuman dan aku
tidak berani menyentuh
bagian yang lain. Sehabis itu
kami main Play Stasion.
Minggu berikutnya aku main
lagi ke rumah Yuni. Waktu itu
kakaknya yang no.2 yaitu
Shinta ada dirumah.Dia tidak
masuk kerja.Setelah basa
basi dengan kakaknya aku
masuk kekamar Yuni.Didalam
seperti biasa setelah kami
ngobrol-ngobrol sedikit aku
mendekati Yuni. Kami kembali
berciuman,aku meremas
tangannya,kemudian
ciumanku menyusuri lehernya
yang putih bersih.Nafas Yuni
terdengar agak terengah-
engah.Aku meneruskan
ciumanku dengan meremas
dadanya yang
indah.kemudian satu persatu
kancing bajunya
kutanggalkan,sampai dia
hanya pakai BH saja. BH nya
yang berukuran 36B itupun
kutanggalkan.
Payudaranya yang sekal dan
indah itu pun habis
kuciumi.Sementara tanganku
meremas-remas dengan
lembut payudaranya
itu.Kemudian puting
payudaranya yang berwarna
agak kecoklatan kuhisap dan
kujilati.Yuni makin menderu
nafasnya.Aku terus asyik
menghisap payudaranya
yang sekal itu.Tapi secara
tiba-tiba aku melirik ke pintu
yang sedikit terbuka,disitu
kulihat shinta berdiri
termangu.Aku segera
menghentikan gerakanku.
Shinta kemudian masuk
kekamar Yuni.Tapi Yuni cuek
saja melihat kakaknya masuk
kedalam kamarnya.Dia tidak
berusaha menutupi
tubuhnya.Malah membiarkan
saja tubuhnya dalam
keadaan terbuka.Aku tentu
saja merasa grogi.Aku takut
Shinta marah kemudian
melarangku main kerumahnya
lagi.Tapi Shinta tidak marah
malah tersenyum melihat aku
yang salah tingkah.Kemudian
Shinta bicara:
"Kamu mau kubuatkan teh
Andrie?"
"Ya mbak,boleh ....eh..terima
kasih..."jawabku agak gugup.
Dalam hati aku merasa
senang karena Shinta tidak
marah padaku.Kemudian aku
keluar dari kamar dan Yuni
memakai bajunya tanpa
mengenakan BH lagi.Masih
kelihatan payudaranya yang
montok itu dibungkus baju
kaos yang tipis.Aku diruang
tamu ngobrol-ngobrol saja
bersama Yuni dan
kakaknya.Shinta sama sekali
tidak menyinggung kejadian
tadi,dan bicara hal-hal lain.
Minggu berikutnya aku
kembali datang kerumah
Yuni.Setelah ngobrol-ngobrol
dengan kakaknya Shinta,aku
kembali masuk kekamar
Yuni.Didalam kami kembali
berciuman.Aku mencium bibir
Yuni yang harum.Yuni
membalas ciumanku.Berbeda
waktu kemarinnya,kali ini
Yuni agak agresif.Dia
mencium bibirku dengan
ganasnya. Aku juga semakin
berani membuka pakaian
Yuni,sehingga dia hanya
memakai celana dalam
saja.Aku segera menyapu
lehernya yang jenjang dan
putih bersih.Yuni terlihat
menggelinjang membuat aku
semakin
bersemangat.Nafasnya mulai
terengah-engah.Ciumanku
terus kearah dadanya yang
montok.Aku menghisap puting
payudaranya.Sungguh
sangat enak rasanya.Aku
menghisap puting
payudaranya bergantian.Yuni
makin terengah-engah.
Lalu aku membuka celana
dalamnya,sehingga sekarang
dia tidak memakai pakaian
sehelai benangpun. Aku
menjilati pahanya yang putih
mulus.Jilatanku terus naik
kearah vagina Yuni yang
memancarkan hawa harum
dan wangi.Aku menjilat
klitorisnya yang sebelumnya
aku menyibakkan bulunya
yang belum begitu lebat.Lama
aku menghisap
klitorisnya.Sampai aku
merasakan cairan yang
khas,mungkin dia sudah
semakin teransang.
Yuni lalu
mendorongku,sehingga aku
berada dalam posisi
telentang. Dia langsung
mengarahkan bibirnya yang
mungil ke
penisku.Wahhh...enak
sekali ... Yuni mengulum dan
menghisap penisku .Aku
semakin terengah-
engah.Yuni pun semakin
semangat mendengar
desahan nafasku. Lalu aku
mendorong Yuni dengan
lembut agar dia segera
telentang.Yuni pun mengerti
dengan keinginanku. Penisku
kuarahkan kearah vagina
Yuni dan memasukkannya
dengan perlahan-lahan.Yuni
menjerit tertahan begitu
penisku masuk semua
kedalam vaginanya.Aku
mengangkat pantatku
perlahan-lahan,dan
memasukkannya.Begitu
seterusnya aku
lakukan,memaju-mundurkan
pantatku.Yunipun kelihatan
sangat menikmatinya.
Lalu aku mengangkat kaki
kiri Yuni dan tetap aku
menggoyang pantatnya yang
montok.Sampai akhirnya dia
menjerit dengan suara yang
agak keras.Dan akupun
merasakan cairan hangat
yang membasahi penisku
didalam vaginanya.Rupanya
Yuni sudah keluar.Sementara
aku nampaknya masih lama
untuk mencapai puncak
orgasmeku. Tiba-tiba aku
dikejutkan suara yang sudah
aku kenal.
"Wah..kamu kuat juga ya
Andrie..."
Rupanya itu suaranya Shinta
kakak Yuni.Rupanya dia
sudah dari tadi berdiri
dibelakangku memperhatikan
apa yang kuperbuat bersama
dengan adiknya.Aku sangat
kaget sekali,dan mencabut
penisku yang masih tegang
dari vagina Yuni.Kupikir tadi
Yuni sudah mengunci pintu
kamar.
Shinta segera menghampiri
kami berdua.Kulihat Yuni
cuek saja dan masih
menikmati puncak
orgasmenya. Shinta duduk
disamping kami dan
memperhatikan punyaku
yang masih
tegang.Sementara aku
sendiri masih jauh dari
puncak orgasmeku.Melihat
situasinya seperti itu aku
jadi memberanikan diriku
meraih tangan Shinta.Kutarik
lembut tangannya dan aku
segera melumat bibirnya
yang lembut.Sementara
tanganku langsung
meremas-remas
payudaranya.Sekilas aku
melirik Yuni dan kulihat dia
tersenyum melihat yang
kuperbuat dengan
kakaknya.Dia bilang,
"Nah...sekarang giliran saya
yang nonton kakak ya...?"
Shinta hanya menjawab
dengan tersenyum
saja.Nampaknya Yuni ingin
aku berbuat yang sama
dengan kakaknya.
Tanganku terus saja
meremas-remas
payudaranya dari luar.Aku
segera melepaskan semua
pakaian yang menempel
ditubuhnya,sampai dia tidak
mengenakan pakaian
selembar benangpun alias
bugil,seperti Yuni. Aku terus
melumat bibirnya. Shinta pun
tidak kalah membalas
ciumanku.Ciumanku terus
turun kelehernya yang putih
bersih.Shinta mengelinjang
membuat aku semakin
bersemangat saja.Aku terus
menciumi payudaranya yang
montok,mungkin ukurannya
ada sekitar 36,aku tidak
tahu persis tapi sama
dengan ukurannya si Yuni.
Aku menghisap puting
payudaranya dengan
lahap.Aku kembali melirik
Yuni dan melihat dia
tersenyum manis padaku.Aku
jadi semakin bersemangat
saja.Sementara Shinta terus
saja menggelinjang
keenakan.Aku terus saja
menghisap puting payudara
Shinta.Sementara tangan
kiriku meraba-raba
selangkangan Shinta.Aku
merasakan bulu-bulu
vaginanya yang
lembut.Ciumanku terus
kuturunkan kedaerah
vaginanya.Aku menjilati
klitoris Shinta dan Shinta
terus saja menggelinjang.Aku
merasakan cairan yang khas
dari vaginanya,tapi aku
yakin dia belum orgasme.
Aku lalu mendekatkan
penisku kedalam mulut Shinta
dan diapun melumat penisku
dan menghisapnya.Sungguh
sangat enak sekali.Lama
Shinta menghisap penisku
yang sudah sangat tegang
sekali.Aku hampir tidak tahan
lagi. Aku menyuruh Shinta
supaya menungging.Aku lalu
mengatur posisiku di
belakang Shinta.Perlahan-
lahan aku memasukkan
penisku kedalam
vaginanya.Tapi sebelum aku
memasukkan penisku,Yuni
bergerak mendekatiku dan
tangannya menggenggam
penisku.
"Biar kumasukin
Ndrie...,"katanya.
Tapi sebelum itu dia masih
sempat-sempatnya
menghisap penisku.Setelah
itu dia mengarahkan penisku
ke kemaluan kakaknya.Dia
tersenyum padaku.Shinta
juga tersenyum padaku.Aku
semakin tidak tahan dan
segera memasukkan penisku
ke vagina Shinta.shinta
menjerit tertahan,
"Ahh...Andrie...punyamu enak
sekhali...shayang..."
Aku semakin bersemangat
menggoyangkan
pantatku.Sementara Yuni
duduk disampingku.Aku
segera meraih tangan Yuni
dan aku bilang,
"Yun, sini payudaramu aku
hisap..."
Yuni segera menyodorkan
payudaranya kemulutku.Jadi
sementara aku menggoyang
Shinta,mulutku menghisap
payudaranya Yuni.Shinta
semakin histeris menjerit-
jerit keenakan kugoyang
vaginanya dari belakang.Aku
lalu menyuruh Yuni berdiri
dan mengarahkan
selangkangannya ke
mulutku.Aku kembali menjilati
klitoris Yuni.Yuni terdengar
menjerit-jerit keenakan
seperti kakaknya.
Tak lama tubuh Shinta
menegang.Agaknya dia sudah
mau keluar.Benar saja tak
lama aku merasakan cairan
hangat membasahi penisku
yang masih menancap di
vaginanya.Yuni juga masih
menjerit-jerit.Aku lalu berdiri
dan mengarahkan penisku
yang masih tegang ke
kemaluan Yuni yang berada
dalam posisi berdiri dari
depan.Aku mengangkat kaki
Yuni dan meletakkan kakinya
di pinggir tempat tidur.Aku
memasukkan penisku
kedalam vagina Yuni dari
depan dan kugoyang-
goyang,maju mundur.
Yuni kembali mendesah-
desah,
"...Ahh...Andrie...kamu pintar
juga juga pake gaya berdiri
seperti dalam
film ...ahhh...akh.."mulutnya
terus saja menceracau.
Aku terus saja
menggoyangnya,sementara
mulutku tidak berhenti
menciumi payudaranya yang
montok kiri kanan bergantian
dan juga menghisapnya
bergantian.Yuni semakin
melayang-layang kenikmatan
saja.Tak lama aku juga
sudah ingin keluar.Tapi
sebelum aku keluar,Yuni
sudah keluar duluan dan
badannya mendadak jadi
lemas.Aku segera
mencengkram pantatnya dan
memeluk
tubuhnya."Akh..."akhirnya
kau keluar juga dengan
perasaan yang melayang-
layang. Spermaku membasahi
vagina Yuni.Aku tidak kuat
lagi menahan tubuh Yuni dan
membiarkan dia terduduk dan
akhirnya penisku pun
tercabut dari vaginanya.
Shinta yang dari tadi
memperhatikan,kembali
mendekatkan kepalanya ke
penisku dan menjilati sisa
sperma yang masih menempel
disana.Yuni pun tidak
ketinggalan,juga menghisap
penisku dan menjilati sisa
sperma yang masih menempel
disana.Kedua kakak beradik
tadi masih dengan lahap
menghisap penisku
bergantian.
Akhirnya kami bertiga
terbaring lemas.Aku berada
ditengah-tengah
mereka.Tanganku masih saja
bergantian meremas-remas
payudara Yuni dan Shinta
bergantian.Mereka juga
masih menikmati remasan
tanganku di
payudaranya.Kami sama-
sama menarik nafas
panjang.Lama kami terdiam.
Tiba-tiba kami dikejutkan
teriakan suara panggilan.
"Shinta,Yuni kalian dimana?
Ini mbak Linda datang
nih...kok nggak ada yang
menyahutin?"
Rupanya kakaknya yang
tertua datang.Shinta lalu
berdiri dan berkata pada
Yuni,
"Yun,biar mbak saja yang
menemuin mbak
Linda,kayaknya dia sendirian
saja kesini.Suaminya
kayaknya nggak ikut tuh..."
Lalu tanpa pakaian sehelai
benangpun Shinta berdiri dan
jalan keluar kamar.Aku kaget
dan bertanya pada Yuni,
"Yun,kalau ketahuan mbak
Linda bagaimana
nih...?"kataku agak cemas.
Tapi Yuni hanya tersenyum
saja dan mengecup bibirku
sebagai jawabannya.
Sementara diluar kamar,mbak
Linda sangat terkejut melihat
adiknya Shinta
menyambutnya tanpa busana
sehelai benangpun.
"Shinta...kamu ngapain..?Kok
nggak pake pakaian...?"tanya
mbak Linda.
Tapi Shinta cuma tersenyum
saja dan berkata,
"Nggak apa-apa kok
mbak...Mbak nggak usah
banyak tanya deh..." sambil
tangannya menggandeng
tangan kakaknya kekamar
Yuni.
Sesampai dikamar Yuni,mbak
Linda kelihatan terkejut
melihatku dan Yuni juga
tanpa pakaian.Shinta segera
menjelaskan,
"Mbak,itu Andrie pacarnya
Yuni...Mbak udah kenal
kan?"kata Shinta.
Sementara aku masih agak
cemas,takut kalau-kalau
mbak Linda marah besar.Tapi
rupanya Yuni mengerti
perasaanku.Dia berkata pada
Linda,
"Mbak ayo duduk
disini,ngapain berdiri
disitu.Apa mbak nggak pingin
merasakan punya Andrie
yang perkasa ini..?Bukankah
Mbak dulu bilang kalau nggak
pernah puas kalau main
sama suami mbak...?"
Mulanya mbak Linda ragu-
ragu.Tapi Shinta segera
menarik tangan kakaknya
dan mengajaknya duduk
didekatku yang juga sama-
sama bugil dengan adik-
adiknya.Akhirnya mbak Linda
duduk juga didekatku.Shinta
berkata,
"Ayo Andrie...kita
teruskan,nih kakaknya Yuni
yang paling tua udah
datang.Dia nggak pernah
puas kalau main.Mungkin
kamu ketemu lawan
tangguh...,"kata Shinta
bercanda.
Mbak Linda dan Yuni kulihat
hanya tersenyum saja.
"Sekarang aku dan mbak
Shinta cuma nonton aja,kamu
main sama mbak Linda...habis
kami capek sih..."kata Yuni
dengan manjanya.